Vadcoy.com – Apa itu catatan kaki? Catatan kaki (footnote) adalah sebuah catatatan yang letaknya di bagian bawah halaman teks, yang menyatakan sumber kutipan, pendapat, pandangan, atau teori mengenai masalah tertentu yang dijelaskan dalam teks tersebut.
Penulisan catatan kaki tidak boleh sembarangan, karena memiliki beberapa aturan yang harus dipatuhi. Biasanya setiap lembaga mempunyai aturan yang berbeda-beda dalam penulisan catatan kaki tersebut. Adapun penulisan catatan kaki yang dianjurkan adalah sebagai berikut.
Penulisan catatan kaki
Contoh: Harun Nasution dan Azyumadi Azra (eds.), Perkembangan Modern dalam Islam, (Jakarta: yayasan Obor Indonesia, 1985), Cet. 1, h. 125.
8. Penyebutan sumber yang telah dikutip, baik halamannya sama atau berbeda, menggunakan ibid. (ibidum), loc.cit. (loco citato), atau op.cit. (opera citato).
9. Adapun arti ibid adalah kembali kepada rujukan yang sama dan belum dilewati oleh rujukan yang lain.
Contoh: 11 Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 2005), h. 110.
12 Ibid., h. 111.
13 Ibid.
10. Arti op.cit adalah kembali kepada rujukan yang sama, namun halamannya berbeda dan sudah diselingi oleh rujukan yang lain.
Contoh: 11 Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 2005), h. 110.
12 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 7.
13 Quraish Shihab, op.cit., h. 111.
11. Arti loc.cit. adalah kembali kepada rujukan yang sama, dengan halaman yang sama dan sudah diselingi oleh rujukan yang lain.
Contoh: 11 Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 2005), h. 110.
12 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 7.
13 Quraish Shihab, loc.cit.
Rekomendasi: 27 Larangan Guru saat Mengajar di dalam Kelas (Episode 4)
12. Jika buku atau kamus yang berjilid dan digunakan lebih dari satu jilid, maka disebutkan kembali sumbernya dan dicantumkan nama pengarangnya.
Contoh: 14 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid 2, (Jakarta: UI Press, 1973, Cet. 3, h. 23.
15 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid 2, (Jakarta: UI Press, 1973, Cet. 3, h. 31.
13. Kutipan buku yang berasal dari buku antologi atau kumpulan tulisan dari beberapa penulis, cara penulisannya sebagai berikut.
Contoh: Abdurrahman Badawi, “Muhammad Ibn Zakaria Al-Razi”, dalam M.M. Syarif (ed.), Manajemen Presiden Soeharto, (Jakarta: Yayasan Bina Generasi Bangsa, 1996), h. 19.
14. Tulisan yang ditulis dari jurnal, maka ditulis sebagai berikut.
Contoh: T. Meagher, Looking Inside a Student’s Mind Can An Analysis of Student Concept Maps Measure Changes in Environment Literacy?, Electronic Journal of Science Education, 3, 2009, pp. 1-28.
15. Kutipan yang berasal dari makalah yang dipublikasikan dalam surat kabar, majalah, atau tabloid, kumpulan karangan yang disampaikan dalam forum ilmiah, maka cara penulisannya sebagai berikut.
Contoh: Wasis, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran untuk Melatihkan dan Menilai Keterampilan Proses Sains Murid SD”, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan, HEPIFKIP Universitas Lampung, Bandar Lampung, 29-30 Januari 2011.
16. Penulisan dari karya ilmiah yang tidak diterbitkan (skripsi, tesis, manuskrip, dll), maka cara penulisannya sebagai berikut.
Contoh: Zulfiani, “Pengembangan Program Pembelajaran Bioteknologiuntuk Meningkatkan Kemampuan Inkuiri Calon Guru”, Disertasi pada Sekolah Pascasarjana UPI Bandung, (Bandung:_,2006,), h. 75.
Rekomendasi: Contoh Visi dan Misi Perpustakaan pada Kampus-Kampus Besar
17. Kutipan yang diambil dari buku yang nama pengarangnya tidak ada, maka ditulis langsung nama bukunya. Atau juga bisa ditulis Anon di depan nama buku tersebut.
Contoh: Standar Penilaian Pendidikan, (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, Kementrian Pendidikan Nasional, 2007), h. 80.
18. Kutipan yang diambil dari internet dituliskan lengkap nama pengarangnya, atau nama lembaganya. Lalu judul, tahun akses, halaman, dan alamat website.
Contoh: Kevin Olla, Era Revolusi Industri 4.0: Semua Hal Yang Perlu Kamu Ketahui, 2019, (Https:// www.jagoanhosting.com/blog/era-revolusi-industri-4-0), diakses pada 19 November 2019 Pukul 10.50 WIB.
19. Penulisan dari karya terjemahan adalah sebagai berikut.
Contoh: LorinW. Anderson dan David R. Krathwohl (eds.), Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terjemahan Buku Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 39.
20. Penulisan Ayat al-qur’an dan hadis sesuai dengan aslinya, dengan memperhatikan tanda-tanda baca yang tertera disertai syakalnya dengan menggunakan mushaf Utsmani. Kemudian menyebutkan nama surat dan nomor ayat untuk teks al-quran dan nama perawi untuk teks hadis dari sumber-sumber buku hadis langsung.