Mengidentifikasi Nilai-nilai Dalam Buku Pengayaan Non-Fiksi

Vadcoy.com – Pada postingan kali ini, Mang Ocoy akan membagikan materi pelajaran tentang “Mengidentifikasi Nilai-nilai Dalam Buku Pengayaan Non-Fiksi” pada Mapel Bahasa Indonesia. Silahkan simak penjelasannya di bawah ini!

Mengidentifikasi Nilai-nilai Dalam Buku Pengayaan Non-Fiksi

A. Pengertian Buku Pengayaan

Anda bisa memilih buku nonfiksi yang akan Anda baca pada untuk memenuhi target konpetensi Anda dalam membaca  buku.

Buku pengayaan adalah buku penunjang buku utama (buku teks) yang digunakan oleh siswa. Buku pengayaan sangat penting untuk menambah wawasan Anda. Selain pengetahuan yang didapatkan dari buku teks. Buku pengayaan bisa dijadikan sebagai buku bacaan umum.

Buku pengayaan yang baik adalah buku pengayaan yang betul-betul menunjang buku teks yang digunakan di sekolah. Anda dapat meningkatkan kemampuan berfikir  dan memperluas wawasan dengan sering membaca buku-buku pengayaan yang bermutu dan update sesuai dengan keadaan sekarang.

Salah satu contoh adalah buku pengayaan yang di dalamnya berisi motivator atau biografi orang-orang sukses. Buku pengayaan seperti itu akan merangsang pemikiran dan pola pikirmu, sehingga mempunyai tekad untuk maju yang diawali belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Buku pengayaan ini terbagi menjadi tiga kelompok yaitu buku pengayaan untuk pengetahuan, keterampilan dan kepribadian.

B. Ciri-ciri Buku Pengayaan (Nonfiksi) 

1. Ditulis Menggunakan Bahasa Formal 

Ciri yang paling menonjol dari kategori menulis buku non fiksi terletak dari penyampaiannya. Dari segi penulisan buku non fiksi disampaikan menggunakan bahasa formal. Formal dalam hal ini tidak menggunakan bahasa tulis alai, tidak menggunakan tulisan yang macam-macam.

Dari segi penulisan sesuai dengan bahasa yang baik dan benar. Meskipun ada beberapa buku nonfiksi, misal buku motivasi dan buku referensi ada yang ditulis menggunakan bahasa yang lebih santai, tetap menggunakan bahasa yang pas, cara ini diperbolehkan.

Baca juga:  Perilaku yang Mencerminkan Sikap Asmaul Husna

Terkait penulisan buku nonfiksi, setiap penerbit memiliki kategori berbedabeda. Ada penerbit buku yang menerima buku yang menggunakan bahasa baku dan ide yang baru. Ada juga penerbit yang menerima buku nonfiksi yang mengunakan bahasa yang sesuai karakter penulis. Namun dari segi penyampaian tetap menggunakan ejaan yang baik dan benar. Jadi kembali lagi, tergantung dari masing-masing kebijakan penerbit.

2. Menggunakan Metode Penulisan Denotatif 

Buku nonfiksi menggunakan bahasa denotatif. Maksud dari bahasa denotatif menggunakan makna sebenarnya. Jadi penulis menyampaikan apa yang ingin disampaikan secara lengkap, to the point dan tegas. Berbeda dengan kategori buku fiksi, pada buku fiksi penyampaian penulisan bisa menggunakan bahasa tidak sebenarnya dan pesan yang disampaikan pun tersamar.

Kenapa buku non fiksi menggunakan penulisan denotatif? Karena tujuan penulis memberikan informasi kembaca pembaca. Informasi yang tidak berbelit-belit. Tidak hanya memberikan informasi berbelit-belit, tetapi juga memberikan motivasi dan inspirasi kepada pembaca. 

3. Faktual/Fakta 

Sifat dari isi pesan bersifat fakta dan faktual. Fakta sesuai dengan data yang diperoleh. Isi buku yang disampaikan bersifat faktual sehingga pembaca langsung memperoleh manfaat dari informasi yang disampaikan. Kategori buku non fiksi ada banyak jenis, diantarannya ada jenis buku ajar, motivasi dan buku referensi. Dari beberapa jenis buku tersebut, kesemuanya memiliki karakteristik berbeda, dan memiliki satu esensi yang sama, yaitu buku imajinatif tanpa sumber.

4. Berbentuk Tulisan Ilmiah Popular 

Ciri-ciri buku non fiksi juga dapat disampaikan dengan gaya penulisan ilmiah popular. Dengan kata lain, tulisan tidak melulu kaku dan itu-itu saja. Bagaimana bentuk tulisan ilmiah popular?

Ketika Anda membaca artikel, skripsi, laporan, makalah, tesis adalah salah satu contoh tulisan ilmiah popular yang dapat Anda pelajari secara mandiri. Dikatakan tulisan ilmiah popular karena disampaikan dengan bahasa yang sesuai dengan pasar dan data yang diambil berdasarkan dengan kajian, daftar pustaka dan sumber referensi yang diacu.

Baca juga:  Definisi Majas Metafora, Macam-macam dan Contohnya

Sumber referensi yang digunakan bukan berarti langsung diambil ditulis ulang begitu saja. Tetapi cukup dipahami dan disampaikan ulang menggunakan bahasa sendiri. Cara yang lebih baik dapat dilakukan dengan cara mengkombinasi ide dari sumber referensi dengan ide yang kita miliki.

5. Menyajikan temuan baru atau penyempurnaan temuan yang sudah ada 

Ciri-ciri buku non fiksi ditulis oleh sang penulis karena bertujuan untuk menyempurnakan ide dari penulis/ulasan naskah yang terlebih dahulu.Oleh sebab itu, bagi penulis yang menulis tema yang sama, dengan isi yang sama dengan bahasa yang berbeda sering ditolak oleh penerbit besar.

Karena penerbit-penerbit besar akan mencari sesuatu yang menarik dan yang berbeda. Jadi, tulislah buku yang memiliki selling point lebih, agar naskah buku Anda dilirik oleh penerbit. Pastikan, ide buku tersebut asli.

Itulah lima ciri-ciri buku non fiksi yang bisa dapat dijadikan sebagai penkalian. Pembeda paling tampak antara buku fiksi dan non fiksi dari tujuannya. Buku nonfiksi memiliki aturan sendiri agar tulisan bersifat baku dan memiliki ranah yang sangat luas. Buku nonfiksi berisi beberapa jenis buku yang didasarkan pada disiplin ilmu tertentu.

Itulah Materi “Mengidentifikasi Nilai-nilai Dalam Buku Pengayaan Non-Fiksi” yang bisa Mang Ocoy sampaikan. Semoga bisa bermanfaat bagi Anda semua!